A MAN CALLED AHOK
Sutradara : Putrama Tuta
Pemain : Daniel Mananta, Chew Kin Wah, Denny Sumargo, Ferry Salim
Production : Tuta Group
Runtime : 90 Minutes
Kurang lebih dari 2 tahun setelah buku karya Rudi
Valinka berdasarkan pengalaman pribadinya selama di Belitung timur
bertemu dengan orang terdekat Basuki Tjahja Purnama ( Ahok )
akhirnya resmi dibuat ke layar lebar dengan observasi ,diskusi,hingga pertemuan
dengan Ahok di Mako Brimob untuk mendapatkan kedalaman emosi dari setiap tokoh
dalam film ini. Memang tidak gampang membuat film autobiografi seseorang
apalagi menyangkut nama besar orang itu serta keluarganya jika ada yang salah
maka tak heran akan banyak tuain kritikan tajam terhadap filmnya. Jika anda
pernah membaca bukunya maka tak heran alur cerita ini bias terealisasi dalam
bentuk gambar yang luar biasa, pikiran anda akan dibawa kedalam sebuah visualiasasi
bagaimana sosok seorang Basuki/Ahok pernah mewarnai kiprah politik di Indonesia,
kisahnya tidak saja terkenal di dalam negri luar negeri pun mendengar kisah
patrotisme akan bangsa ini begitu besar sampai akhirnya kasus penistaan agama
oleh sekelompok orang menjadi mungkin kisah terakhir beliau ada di panggung politik
Indonesia. Sosok Ahok (Daniel Mananta) terkenal bukan
karena sikapnya tapi ayahnya Kim Nam (Chew Kim Wah) yang begitu
peduli terhadap lingkungan sampai-sampai hubungan dengan ayahnya sendiri dingin
akibat keputusan lain yang dia pegang dan anggap benar, sebagai anak dia ingin
sekali berbuat sesuatu yang benar dalam dunia bisnis tambang timah namun apa
yang terjadi justru melihat oknum memeras dia seperti yang dialami ayahnya
hingga membuat bangkrut, korupsi pemerintah setempat merajalela menjadikan Ahok
harus berjalan sesuai hukum dengan pertentangan dari segala pihak. Ayahnya
jatuh sakit ketika merasakan sendiri anak bungsu mereka meninggal, Ahok harus
kembali ke Belitung saat pekerjaan di Jakarta berhasil. Sebuah pertentangan
sejak awal menjadikan hubungan ayah dan anak berada pada jurang yang dalam
sama-sama egois dalam kebenaran tapi sama-sama punya prinsip. Hanya satu kata
Ahok harus terjun ke dunia politik dari pencalonan anggota legislatif DPRD
Belitong, perjuangan makin besar ketika dana dinas yang tidak pernah dilakukan
harus terima , dan masih banyak kejadian membuat dia berjuang demi keadilan dan
kesejahteraan rakyat Belitung tercukupi dengan baik, dan perjalanan tersebut membawa
dia menjadi seorang Bupati Belitung hingga membawa dia menuju Gubernur DKI.
Pengalaman pertama bagi Daniel Mananta terpilih menjadi peran utama bukanlah yang gampang memerankan sosok Ahok, selama 1 tahun dia hanya melihat dari youtube sikap tubuhnya dan cara Ahok berbicara dan saat bertemu di Mako Brimob dia banyak belajar langsung dari Pak Ahok sendiri, bagi Daniel ini merupakan sejarah dalam kehidupannya. Putrama Tuta menuturkan film ini lebih menekankan hubungan ayah dan anak, bukan sekedar sosok Ahok yang selama ini kita tahu justru kenapa Ahok mampu memjadi seperti saat ini karena dukungan Ayahnya yang kuat menjadi pemimpin bagi bangsa ini adalah mimpi terbesar dalam hidupnya dan Rudi Valinka mengatakan jika dalam bukunya berisi cerita Ahok dimata masyarakat dan pesainnya, film ini melengkapi kekurangan tersebut. A MAN CALLED AHOK sebuah film drama yang didesain menonton tersentuh keras kepala seseorang bisa berubah secara drastis disaat pembentukan karakter dalam keluarga. Berbeda dengan Denny Sumargo menjadi ayah muda saat Ahok masih kecil, dia merasakan betapa kagumnya seorang anak yang punya dedikasi tinggi terhadap bangsa ini hingga kata-katanya menjadi Inspirasi " Jangan pernah lelah mencintai Bangsa ini ", " Gusti Ora Sare", dan masih banyak kata-kata yang meninspirasi bagi kita semua.
Mungkin jika filmnya menjadi durasi 2 jam, penonton akan betah melihat sepak terjangnya hingga pengadilan memutuskan untuk dihukum selama 2 tahun tapi bukan tentang perjuangannya, film ini adalah salah satu mimpi yang terwujud dan masih banyak Ahok yang lain dalam negeri ini yang memberikan konstribusi terbesar dalam sejarah Indonesia. A MAN CALLED AHOK Tontonan wajib bagi keluarga di pada tanggal 8 november 2018 di seluruh bioskop Indonesia.
Overall : 8/10
Comments
Post a Comment